Indonesia

Indonesia
Cintailah Tanah Air Kita

Sabtu, 16 Oktober 2010

TANAH TAMBAK


Sering kita jumpai tambak dengan perlakuan atau pemupukan yang sama,sumber air yang sama tetapi plankton yang dihasilkan berbeda atau bahkan dengan kode benur yang sama dan jumlah yang sama tetapi tonase udang yang dihasilkan berbeda pula. Mengapa hal ini bisa terjadi?. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah tingkat kesuburan tanah yang akan menentukan kesuburan tambak secara keseluruhan. Di CPB, sebagian besar konstruksi tambak adalah semi plastik dimana 30% dasar tambak adalah tanah (central soil). Dengan kondisi seperti ini, central soil harus berfungsi optimal sehingga proses dekomposisi dan pertukaran nutien dapat berlangsung sempurna untuk mendukung produktifitas tambak.

Meskipun manajemen kualitas air dianggap salah satu faktor budidaya paling penting, tetapi banyak bukti bahwa kondisi dasar tambak dan pertukaran substansi antara tanah dan air sangat berpengaruh terhadap kualitas air (Boyd, 1995). Penelitian lebih mendalam perlu dilakukan sebagai bahan informasi untuk memperbaikai manajemen dasar tambak.


LAPISAN OKSIGEN

Lapisan oksigen pada permukaan sedimen sangat menguntungkan dan seharusnya dijaga selama siklus budidaya. Produk metabolisme dari dekomposisi aerobik antara lain karbon dioksida,air,amonia dan nutrien yang lain. Pada sedimen anaerobik, beberapa mikroorganisme menguraikan bahan organik dengan reaksi fermentasi yang menghasilkan alkohol, keton,aldehida dan senyawa organik lainnya sebagai metabolisme. Mikro organisme lainnya dapat menggunakan O2 dari nitrat,nitrit,besi dan mangan oksida, sulfat dan karbon dioksida untuk menguraikan material organik, tetapi mereka mengeluarkan gas nitrogen,amonia,ferrous,manganous manganese,hidrogen sulfida dan methan sebagai metabolisme ( Blackburn,1987). Beberapa hasil metabolisme tersebut khususnya H2S,nitrit dan senyawa organik tertentu dapat masuk ke air dan berpotensi racun bagi ikan atau udang. Lapisan oksigen pada permukaan sedimen mencegah sebagian besar metabolisme yang beracun ke dalam air tambak karena mereka dioksidasi menjadi bentuk yang tak beracun melalui aktifitas biologi ketika melewati lapisan aerobik. Nitrit akan dioksidasi menjadi nitrat, ferro dirubah menjadi ferri dan hidrogen sulfida (H2S) dirubah menjadi sulfat. Karena itu sangat penting menjaga lapisan oksidasi pada permukaan sedimen/tanah tambak budidaya. Gas methan dan nitrogen melewati lapisan dan terdifusi dari air tambak ke atmosfir. Kedua gas tersebut tidak menyebabkan keracunan bagi organisme aquatik di bawah kondisi normal.

Kehilangan lapisan oksidasi dapat terjadi ketika tanah terakumulasi bahan organik dalam jumlah yang besar dan dissolved oxigen (DO) habis digunakan sebelum masuk ke permukaan tanah.Bahkan dalam tambak tanpa konsentrasi bahan organik yang tinggi disedimen, tingkat deposisi material organik yang tinggi, hasil input nutrien yang besar dan blooming plankton dapat menyebabkan penurunan oksigen terutama di dasar tambak. Tambak seharusnya di”manage” untuk mencegah akumulasi material organik segar dalam jumlah besar di permukaan tanah.

Hasil metabolisme (yang bersifat racun) yang masuk dalam air tambak yang mempunyai kandungan oksigen yang baik, akan dioksidasi dengan cepat, sehingga tingkat keseimbangan metabolisme di air akan cukup tinggi untuk menetralkan efek yang merugikan bagi ikan/udang.


PERTUKARAN NUTRIEN ANTARA TANAH DAN AIR

Dua nutrien ysang paling penting di dalam tambak adealah nitrogen dan phospat, karena kedua nutrien tersebut sering hadir dalam jumlah terbatas dan membatasi pertumbuhan plankton. Kedua nutrien ini ditambahkan ke tambak dalam bentuk pupuk dan pakan.

Pupuk nitrogen biasanya dalam bentuk urea dan amonium. Urea secara cepat terhidrolsa menjadi amonium dalam air tambak. Amonium akan diabsorbsi oleh phytoplankton,dirubah menjadi nitrogen organik dan akhirnya ditransformasi ke dalam nitrogen protein ikan melalui jaringan makanan.

Amonium akan dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi dan nitrat akan digunakan oleh phytoplankton atau mengalami denitrifikasi oleh mikro organisme anaerobik dalam sedimen. Gas nitrogen yang terbentuk pada proses denitrifikasi, terdifusi dari sedimen ke air tambak kemudian ke atmosfir. Amonium berada dalam kesetimbangan dengan amonia dan amonia juga dapat terdifusi dari air tambak ke atmosfir. Sejumlah kecil amonium akan diabsorbsi oleh kation dalam tanah dasar tambak.Nitrogen organik dalam plankton dan kotoran hewan air akan berada di dasar dan menjadi nitrogen organik tanah. Nitrogen dalam material organik tanah akan dimineralisasi ke amonia dan kembali ke air tambak

Phosphor biasanya ada dalam pupuk sebagai kalsium atau amonium phosphat. Phytoplankton dapat merubah dengan cepat phosphat dari air dan phosphat dalam phytoplankton akan masuk ke jaringan makanan pada ikan atau udang. Tanah tambak secara kuat akan mengasorbsi phosphat dan kapasitas tambak untuk menyerap phosphat meningkat dengan naiknya kandungan liat (Boyd dan Munsiri, 1996). Masuda dan Boyd (1994) menemukan sekitar 2/3 phosphat yang diaplikasikan ke tambak dalam makanan terakumulasi di tanah dasar. Mereka juga menunjukkan bahwa sebagian besar phosphat tanah terikat secara kuat dan hanya dalam jumlah kecil yang terlarut dalam air.Tanah tambak bukan merupakan sumber utama dalam air, karena phosphor yang terabsorbsi dari tanah tidak larut (Boyd dan Munsiri, 1996) Material organik dalam tambak secara cepat diabsorbsi oleh tanah dan sedikit yang masuk ke air. Tanah yang mempunyai pH hampir netral mempunyai kapasitas lebih kecil mengasobsorbsi phosphor dan mempunyai kecenderungan lebih besar mengeluarkan phosphor dibanding tanah asam atau basa (Boyd,1995)

pH TANAH TAMBAK

pH adalah logaritme negatif dari konsentrasi ion hidrogen dengan range antara 1 – 14. pH tanah dasar mempunyai range antara nilai kurang dari 4 sampai dengan lebih dari 9, tetapi pH yang paling baik sekitar 7 (netral) (Boyd, 1995). Sebagian besar mikro organisme tanah,khususnya bakteri tanah berfungsi optimum pada pH 7 – 8. Sumber keasaman tadi sebagian besar tanah tambak adalah ion alumunium.Tanah liat dan partikel bahan organik di tanah, menarik kation ke permukaannya. Ion alumunium pada posisi pertukaran kation di tanah berada pada kesetimbangan dengan ion alumunium di air yang mengelilingi partikel tanah. Ion alumunium terhidrolisa menjadi alumunium hidroksida, megeluarkan ion hidrogen. Semakin banyak proporsi ion alumunium pada kation tanah, semakin tinggi pula tingkat keasamannya. Kapur pertanian (CaCO3) yang diaplikasikan ke tanah tambak akan menetralkan tanah yang bersifat asam. Ion Ca2+ akan menggantikan posisi ion Alumunium (AL3+) yang berikatan dengan tanah sehingga akan mengurangi reaksi yang bersifat asam,Seperti reaksi yang digambaekan sebagai berikut :

KOLOID Al3+

TANAH Al3+ + 3 H2O Al(OH)3 + 3 H+

3 CO2 + 3H20

1 ½ CaCO3 + 1 ½ H2O + 1 ½ CO2 ½ Ca 2+ + 3 HCO3 -

Air dengan konsentrasi bicarbonat dan carbonat yang rendah mempunyai total alkalinitas yang rendah. Biasanya air dengan alkalinitas rendah mempunyai hardness yang rendah pula. Aplikasi CaCO3 (kaptan) akan meningkatkan pH tanah, konsentrasi alkalinitas total dan hardness, meningkatkan ketersediaan karbon anorganik untuk fotosintesa dan menyangga air untuk melawan pereubahan pH.

POND SOIL TREATMENT

  1. Pengapuran

Alasan pengapuran tambak budidaya adalah untuk menetralisir keasaman tanah dan meningkatkan konsentrasi total hardness di air. Hal ini akan meningkatkan produktifitas tambak budidaya. Tambak air tawar dengan total alkalinitas kurang dari 50 mg/l dan tambak air payau dengan alkalinitas di bawah 60 mg/l serta tambak dengan pH dibawah 7 dapat diatasi dengan pengapuran (Boyd dan Tucker, 1998). Berikut ini adalah panduan umum dosis pengapuran yang dapat diaplikasikan di tambak :

ALKALINITAS TOTAL ( mg/l )

pH TANAH

KAPUR PERTANIAN ( Kg/Ha )

Dibawah 5

Dibawah 5

3.000

5 – 10

5.0 – 5.4

2.500

10 – 20

5.5 – 5.9

2.000

20 – 30

6.0 – 6.4

1.500

30 – 50

6.5 – 7.0

1.000

Baik total alkalinity maupun pH tanah akan digunakan untuk mengestimasi dosis pengapuran tambak. Jika kedua data (Alkalinitas dan pH tanah) tersedia tetapi nilainya tidak sesuai dengan tabel, gunakan variabel yang mempunyai dosis pengapuran paling besar. Sebagai contoh, Total alkalinitas 15 mg/l tetapi pH tanah 5.1, di perairan tawar. Dosis pengapuran yang dipakai adalah untuk pH 5.1 (2.500 kg/Ha). Di tambak air payau dengan total alkalinitas 80 mg/l pH tanah 5.5, dosis pengapuran yang digunakan adalah 2.000 kg/Ha karena pH (5.5). Kapur pertanian disebar secara merata di permukaan tanah tambak yang kosong atau ditebar merata di permukaan air. Kapur sebaiknya diaplikasikan pada permulaan siklus dan diaplikasikan minimal satu minggu sebelum pemupukan awal.

Kapur pertanian tidak akan bereaksi dengan tanah kering, jadi jika diaplikasikan pada tanah tambak yang kosong, tanah harus dalam kondisi lembab (berair), tetapi tidakl menyulitkan petambak berjalan un tuk menebarnya. Pembalikan tanah (tilling) setelah pengapuran dapat meningkatka reaksi kapur dengan tanah.

PENGERINGAN

Tujuan dari pengeringan dasar tambak (antar siklus) adalah untuk menurunkan kandungan air tanah sehingga udara dapat masuk kedalam pori-pori tanah. Aerasi yang baik akan memperbaiki suplai O2 dan meningkatkan dekomposisi aerobik bahan organik. Dengan pengeringan selama 2 – 3 minggu, sebagian besar bahan organik yang ada di tanah dasar dari siklus sebelumnya akan terurai dan senyawa anorganik akan dioksidasi (Byd dan Dippopinyo, 1994). Keuntungan utama dari perlakuan ini adalah untuk mengurangi oxigen demand dari tanah dasar tambak sebanyak mungkin sebelum memulai siklus baru. Waktu yang dipelukan untuk pengeringan tergantung pada tekstur tanah, temperatur udara,kondisi angin, curah hujan dan rembesan air dari tambak sekitarnya.

TILLING

Tilling tanah dasar tambak dapat mempercepat pengeringan untuk meningkatkan aerasi dan mempercepat dekomposisi (penguraian) bahan organik. Tilling dapat menjadi kontra produktif (merugikan) jika dilakukan di tambak yang menggunakan aerator yang kuat. Tilling akan melonggarkan partikel tanah dan arus air (dari aerator) akan menyebabkan erosi dan teraduknya dasar tambak. Jadi, jika dasar tambak dengan aerasi yang kuat di tilling, maka tanah harus dikompakkan dahulu sebelum pengisian air.


SEDIMENT REMOVAL

Anonim. 2010. Manajemen tanah tambak. www.goole.com/konstruksi tambak tanah dan tambak plastik tanggal 23 maret 2010.

Manajemen DAsar Tambak

TANAH TAMBAK


Sering kita jumpai tambak dengan perlakuan atau pemupukan yang sama,sumber air yang sama tetapi plankton yang dihasilkan berbeda atau bahkan dengan kode benur yang sama dan jumlah yang sama tetapi tonase udang yang dihasilkan berbeda pula. Mengapa hal ini bisa terjadi?. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah tingkat kesuburan tanah yang akan menentukan kesuburan tambak secara keseluruhan. Di CPB, sebagian besar konstruksi tambak adalah semi plastik dimana 30% dasar tambak adalah tanah (central soil). Dengan kondisi seperti ini, central soil harus berfungsi optimal sehingga proses dekomposisi dan pertukaran nutien dapat berlangsung sempurna untuk mendukung produktifitas tambak.

Meskipun manajemen kualitas air dianggap salah satu faktor budidaya paling penting, tetapi banyak bukti bahwa kondisi dasar tambak dan pertukaran substansi antara tanah dan air sangat berpengaruh terhadap kualitas air (Boyd, 1995). Penelitian lebih mendalam perlu dilakukan sebagai bahan informasi untuk memperbaikai manajemen dasar tambak.


LAPISAN OKSIGEN

Lapisan oksigen pada permukaan sedimen sangat menguntungkan dan seharusnya dijaga selama siklus budidaya. Produk metabolisme dari dekomposisi aerobik antara lain karbon dioksida,air,amonia dan nutrien yang lain. Pada sedimen anaerobik, beberapa mikroorganisme menguraikan bahan organik dengan reaksi fermentasi yang menghasilkan alkohol, keton,aldehida dan senyawa organik lainnya sebagai metabolisme. Mikro organisme lainnya dapat menggunakan O2 dari nitrat,nitrit,besi dan mangan oksida, sulfat dan karbon dioksida untuk menguraikan material organik, tetapi mereka mengeluarkan gas nitrogen,amonia,ferrous,manganous manganese,hidrogen sulfida dan methan sebagai metabolisme ( Blackburn,1987). Beberapa hasil metabolisme tersebut khususnya H2S,nitrit dan senyawa organik tertentu dapat masuk ke air dan berpotensi racun bagi ikan atau udang. Lapisan oksigen pada permukaan sedimen mencegah sebagian besar metabolisme yang beracun ke dalam air tambak karena mereka dioksidasi menjadi bentuk yang tak beracun melalui aktifitas biologi ketika melewati lapisan aerobik. Nitrit akan dioksidasi menjadi nitrat, ferro dirubah menjadi ferri dan hidrogen sulfida (H2S) dirubah menjadi sulfat. Karena itu sangat penting menjaga lapisan oksidasi pada permukaan sedimen/tanah tambak budidaya. Gas methan dan nitrogen melewati lapisan dan terdifusi dari air tambak ke atmosfir. Kedua gas tersebut tidak menyebabkan keracunan bagi organisme aquatik di bawah kondisi normal.

Kehilangan lapisan oksidasi dapat terjadi ketika tanah terakumulasi bahan organik dalam jumlah yang besar dan dissolved oxigen (DO) habis digunakan sebelum masuk ke permukaan tanah.Bahkan dalam tambak tanpa konsentrasi bahan organik yang tinggi disedimen, tingkat deposisi material organik yang tinggi, hasil input nutrien yang besar dan blooming plankton dapat menyebabkan penurunan oksigen terutama di dasar tambak. Tambak seharusnya di”manage” untuk mencegah akumulasi material organik segar dalam jumlah besar di permukaan tanah.

Hasil metabolisme (yang bersifat racun) yang masuk dalam air tambak yang mempunyai kandungan oksigen yang baik, akan dioksidasi dengan cepat, sehingga tingkat keseimbangan metabolisme di air akan cukup tinggi untuk menetralkan efek yang merugikan bagi ikan/udang.


PERTUKARAN NUTRIEN ANTARA TANAH DAN AIR

Dua nutrien ysang paling penting di dalam tambak adealah nitrogen dan phospat, karena kedua nutrien tersebut sering hadir dalam jumlah terbatas dan membatasi pertumbuhan plankton. Kedua nutrien ini ditambahkan ke tambak dalam bentuk pupuk dan pakan.

Pupuk nitrogen biasanya dalam bentuk urea dan amonium. Urea secara cepat terhidrolsa menjadi amonium dalam air tambak. Amonium akan diabsorbsi oleh phytoplankton,dirubah menjadi nitrogen organik dan akhirnya ditransformasi ke dalam nitrogen protein ikan melalui jaringan makanan.

Amonium akan dioksidasi menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi dan nitrat akan digunakan oleh phytoplankton atau mengalami denitrifikasi oleh mikro organisme anaerobik dalam sedimen. Gas nitrogen yang terbentuk pada proses denitrifikasi, terdifusi dari sedimen ke air tambak kemudian ke atmosfir. Amonium berada dalam kesetimbangan dengan amonia dan amonia juga dapat terdifusi dari air tambak ke atmosfir. Sejumlah kecil amonium akan diabsorbsi oleh kation dalam tanah dasar tambak.Nitrogen organik dalam plankton dan kotoran hewan air akan berada di dasar dan menjadi nitrogen organik tanah. Nitrogen dalam material organik tanah akan dimineralisasi ke amonia dan kembali ke air tambak

Phosphor biasanya ada dalam pupuk sebagai kalsium atau amonium phosphat. Phytoplankton dapat merubah dengan cepat phosphat dari air dan phosphat dalam phytoplankton akan masuk ke jaringan makanan pada ikan atau udang. Tanah tambak secara kuat akan mengasorbsi phosphat dan kapasitas tambak untuk menyerap phosphat meningkat dengan naiknya kandungan liat (Boyd dan Munsiri, 1996). Masuda dan Boyd (1994) menemukan sekitar 2/3 phosphat yang diaplikasikan ke tambak dalam makanan terakumulasi di tanah dasar. Mereka juga menunjukkan bahwa sebagian besar phosphat tanah terikat secara kuat dan hanya dalam jumlah kecil yang terlarut dalam air.Tanah tambak bukan merupakan sumber utama dalam air, karena phosphor yang terabsorbsi dari tanah tidak larut (Boyd dan Munsiri, 1996) Material organik dalam tambak secara cepat diabsorbsi oleh tanah dan sedikit yang masuk ke air. Tanah yang mempunyai pH hampir netral mempunyai kapasitas lebih kecil mengasobsorbsi phosphor dan mempunyai kecenderungan lebih besar mengeluarkan phosphor dibanding tanah asam atau basa (Boyd,1995)


pH TANAH TAMBAK

pH adalah logaritme negatif dari konsentrasi ion hidrogen dengan range antara 1 – 14. pH tanah dasar mempunyai range antara nilai kurang dari 4 sampai dengan lebih dari 9, tetapi pH yang paling baik sekitar 7 (netral) (Boyd, 1995). Sebagian besar mikro organisme tanah,khususnya bakteri tanah berfungsi optimum pada pH 7 – 8. Sumber keasaman tadi sebagian besar tanah tambak adalah ion alumunium.Tanah liat dan partikel bahan organik di tanah, menarik kation ke permukaannya. Ion alumunium pada posisi pertukaran kation di tanah berada pada kesetimbangan dengan ion alumunium di air yang mengelilingi partikel tanah. Ion alumunium terhidrolisa menjadi alumunium hidroksida, megeluarkan ion hidrogen. Semakin banyak proporsi ion alumunium pada kation tanah, semakin tinggi pula tingkat keasamannya. Kapur pertanian (CaCO3) yang diaplikasikan ke tanah tambak akan menetralkan tanah yang bersifat asam. Ion Ca2+ akan menggantikan posisi ion Alumunium (AL3+) yang berikatan dengan tanah sehingga akan mengurangi reaksi yang bersifat asam,Seperti reaksi yang digambaekan sebagai berikut :

KOLOID Al3+

TANAH Al3+ + 3 H2O Al(OH)3 + 3 H+

3 CO2 + 3H20

1 ½ CaCO3 + 1 ½ H2O + 1 ½ CO2 ½ Ca 2+ + 3 HCO3 -

Air dengan konsentrasi bicarbonat dan carbonat yang rendah mempunyai total alkalinitas yang rendah. Biasanya air dengan alkalinitas rendah mempunyai hardness yang rendah pula. Aplikasi CaCO3 (kaptan) akan meningkatkan pH tanah, konsentrasi alkalinitas total dan hardness, meningkatkan ketersediaan karbon anorganik untuk fotosintesa dan menyangga air untuk melawan pereubahan pH.


POND SOIL TREATMENT

  1. Pengapuran

Alasan pengapuran tambak budidaya adalah untuk menetralisir keasaman tanah dan meningkatkan konsentrasi total hardness di air. Hal ini akan meningkatkan produktifitas tambak budidaya. Tambak air tawar dengan total alkalinitas kurang dari 50 mg/l dan tambak air payau dengan alkalinitas di bawah 60 mg/l serta tambak dengan pH dibawah 7 dapat diatasi dengan pengapuran (Boyd dan Tucker, 1998). Berikut ini adalah panduan umum dosis pengapuran yang dapat diaplikasikan di tambak :

ALKALINITAS TOTAL ( mg/l )

pH TANAH

KAPUR PERTANIAN ( Kg/Ha )

Dibawah 5

Dibawah 5

3.000

5 – 10

5.0 – 5.4

2.500

10 – 20

5.5 – 5.9

2.000

20 – 30

6.0 – 6.4

1.500

30 – 50

6.5 – 7.0

1.000

Baik total alkalinity maupun pH tanah akan digunakan untuk mengestimasi dosis pengapuran tambak. Jika kedua data (Alkalinitas dan pH tanah) tersedia tetapi nilainya tidak sesuai dengan tabel, gunakan variabel yang mempunyai dosis pengapuran paling besar. Sebagai contoh, Total alkalinitas 15 mg/l tetapi pH tanah 5.1, di perairan tawar. Dosis pengapuran yang dipakai adalah untuk pH 5.1 (2.500 kg/Ha). Di tambak air payau dengan total alkalinitas 80 mg/l pH tanah 5.5, dosis pengapuran yang digunakan adalah 2.000 kg/Ha karena pH (5.5). Kapur pertanian disebar secara merata di permukaan tanah tambak yang kosong atau ditebar merata di permukaan air. Kapur sebaiknya diaplikasikan pada permulaan siklus dan diaplikasikan minimal satu minggu sebelum pemupukan awal.

Kapur pertanian tidak akan bereaksi dengan tanah kering, jadi jika diaplikasikan pada tanah tambak yang kosong, tanah harus dalam kondisi lembab (berair), tetapi tidakl menyulitkan petambak berjalan un tuk menebarnya. Pembalikan tanah (tilling) setelah pengapuran dapat meningkatka reaksi kapur dengan tanah.


PENGERINGAN

Tujuan dari pengeringan dasar tambak (antar siklus) adalah untuk menurunkan kandungan air tanah sehingga udara dapat masuk kedalam pori-pori tanah. Aerasi yang baik akan memperbaiki suplai O2 dan meningkatkan dekomposisi aerobik bahan organik. Dengan pengeringan selama 2 – 3 minggu, sebagian besar bahan organik yang ada di tanah dasar dari siklus sebelumnya akan terurai dan senyawa anorganik akan dioksidasi (Byd dan Dippopinyo, 1994). Keuntungan utama dari perlakuan ini adalah untuk mengurangi oxigen demand dari tanah dasar tambak sebanyak mungkin sebelum memulai siklus baru. Waktu yang dipelukan untuk pengeringan tergantung pada tekstur tanah, temperatur udara,kondisi angin, curah hujan dan rembesan air dari tambak sekitarnya.


TILLING

Tilling tanah dasar tambak dapat mempercepat pengeringan untuk meningkatkan aerasi dan mempercepat dekomposisi (penguraian) bahan organik. Tilling dapat menjadi kontra produktif (merugikan) jika dilakukan di tambak yang menggunakan aerator yang kuat. Tilling akan melonggarkan partikel tanah dan arus air (dari aerator) akan menyebabkan erosi dan teraduknya dasar tambak. Jadi, jika dasar tambak dengan aerasi yang kuat di tilling, maka tanah harus dikompakkan dahulu sebelum pengisian air.


SEDIMENT REMOVAL

Anonim. 2010. Manajemen tanah tambak. www.goole.com/konstruksi tambak tanah dan tambak plastik tanggal 23 maret 2010.

Jumat, 10 September 2010

Sembilan Mimpi Nabi Muhammad SAW

Daripada Abdul Rahman Bin Samurah ra berkata, Nabi Muhammad saw bersabda: "Sesungguhnya aku telah mengalami mimpi- mimpi yang menakjubkan pada malam aku sebelum di Isra' kan........"
1. Aku telah melihat seorang dari umatku telah di datang oleh malaikatulmaut dengan keadaan yg amat mengerunkan untuk mengambil nyawanya, makamalaikat itu terhalang perbuatannya itu disebabkan oleh KETAATAN DAN
KEPATUHANNYA KEPADA KEDUA IBUBAPANYA.

2. Aku melihat seorang dari umatku telah disediakan azab kubur yang amatmenyiksakan, diselamatkan oleh berkat WUDUKNYA YANG SEMPURNA.

3. Aku melihat seorang dari umatku sedang dikerumuni oleh syaitan-syaitandan iblis-iblis lakhnatullah, maka ia diselamatkan dengan berkat ZIKIRNYAYANG TULUS IKHLAS kepada Allah.

4. Aku melihat bagaimana umatku diseret dengan rantai yang diperbuatdaripada api neraka jahanam yang dimasukkan dari mulut dan dikeluarkanrantai tersebut ke duburnya oleh malaikut Ahzab,tetapiSOLATNYA YANG KHUSUK DAN TIDAK MENUNJUK-NUNJUK telah melepaskannya dariseksaan itu.

5. Aku melihat umatku ditimpa dahaga yang amat berat, setiap kali dia mendatangi satu telaga di halang dari meminumnya,ketika itu datanglah pahala PUASANYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH SWT memberi minum hingga ia merasa puas.

6. Aku melihat umatku cuba untuk mendekati kumpulan para nabi yang sedang duduk berkumpulan-kumpulan, setiap kali dia datang dia akan diusir, maka menjelmalah MANDI JUNUB DENGAN RUKUN YANG SEMPURNANYA sambil ke kumpulanku seraya duduk disebelahku.

7. Aku melihat seorang dari umatku berada di dalam keadan gelap gelita di sekelilingnya, sedangkan dia sendiri di dalam keadaan binggung, maka datanglah pahala HAJI DAN UMRAHNYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH SWT lalu mengeluarkannya dari kegelapan kepada tempat yang terang - benderang.

8. Aku melihat umatku cuba berbicara dengan golongan orang mukmin tetapi mereka tidakpun membalas bicaranya,maka menjelmalah SIFAT SILATURRAHIMNYA DAN TIDAK SUKA BERMUSUH-MUSUHAN SESAMA UMATKU lalu menyeru k epada mereka agar menyambut bicaranya,lalu berbicara mereka dengannya.

9. Aku melihat umatku sedang menepis- nepis percikan api ke mukanya,maka segeralah menjelma pahala SEDEKAHNYA YANG IKHLAS KERANA ALLAH SWT lalu menabir muka dan kepalanya dari bahaya api tersebut. BERSABDA RASULULLAH SAW: "SAMPAIKANLAH PESANANKU KEPADA UMATKU YANG LAIN WALAUPUN DENGAN SEPOTONG AYAT"

Wassalam

Wanita Cantik Goda Malaikat

Wanita Cantik Goda Malaikat
DIRIWAYATKAN daripada Nafi’ dari Abdullah Umar, bahawa Rasulullah s.a.w pernah bersabda bermaksud: “Ketika Nabi Adam a.s diturunkan Allah ke bumi, maka berkatalah malaikat, “Wahai Tuhanku, mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami sentiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?”Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.”Malaikat berkata, “Kami adalah orang lebih patuh kepada Engkau berbanding anak keturunan Adam.”Kepada malaikat, Allah berfirman: “Panggillah ke mari dua malaikat. Aku akan turunkan mereka ke bumi hingga kamu dapat melihat apa yang dilakukan kedua-dua malaikat itu!”Malaikat menjawab, “Tuhanku, biarlah Harut dan Marut saja yang melakukannya!”Harut dan Marut pun diturunkan ke bumi, lalu Allah mencipta seorang wanita daripada bunga (Zahrah) yang amat cantik. Zahrah pun mendatangi kedua-dua malaikat itu untuk menggodanya.Kedua-dua malaikat itu tertarik dengan kecantikan Zahrah hingga timbullah keinginan terhadapnya.Zahrah berkata, “Tidak, demi Allah, jika kamu mahu mengucapkan kalimah musyrik ini!”Kedua-dua malaikat itu menjawab, “Tidak, demi Allah, sedikit pun kami tidak mahu mempersekutukan Allah untuk selama-lamanya!”Zahrah meninggalkan mereka berdua. Beberapa saat kemudian, dia kembali lagi membawa anak kecil.Apabila mendekati kedua-dua malaikat itu Zahrah berkata, “Tidak demi Allah, sebelum kamu bersedia membunuh anak kecil ini!”Kedua-dua malaikat itu menjawab, “Tidak, demi Allah selamanya aku tidak akan membunuhnya!”Zahrah meninggalkan mereka dan datang semula sambil membawa segelas arak. Setelah menyapa malaikat, Zahrah berkata, “Tidak, demi Allah, sebelum kamu berdua minum arak ini!”Akhirnya kedua-dua malaikat itu meminumnya hingga mabuk dan kemudian mereka berzina dengan Zahrah sebelum membunuh anak kecil itu.Apabila kedua-dua malaikat itu sedar, Zahrah berkata, “Demi Allah, ketika kamu dalam keadaan mabuk tadi, kamu sudah melakukan semua yang sudah kamu tolak sebelum ini.”Akhirnya Harut-Marut diperintah untuk memilih antara seksa dunia atau di akhirat. Kedua-duanya memilih seksaan di dunia.Diriwayatkan Makhul daripada Mu’adz, ketika kedua-dua malaikat itu sedar, maka datanglah dari sisi Allah malaikat Jibril kepada mereka.Pada saat Jibril datang, kedua-duanya menangis dan Jibril ikut menangis sambil berkata, “Cubaan apakah yang membuat kamu hanyut seperti ini?”Mendengar ucapan Jibril itu, tangisan kedua-duanya menjadi semakin kuat. Jibril berkata, “Sesungguhnya Tuhan kamu sudah memerintahkan kepada kamu untuk memilih antara azab di dunia atau azab di akhirat.”Maka tahulah mereka dunia ini hanya sementara, sedangkan akhirat kekal abadi dan sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada semua hamba-Nya. Kedua-dua malaikat itu akhirnya memilih hukuman di dunia dan menyerahkan nasibnya kepada kehendak Allah.Perawi hadis itu berkata, “Harut dan Marut pada saat itu berada di wilayah Badil, Parsi. Mereka digantung di antara dua gunung pada sebuah gua bawah tanah. Setiap hari mereka diseksa hingga pagi.”Ketika berita hukuman itu diketahui malaikat yang lain, mereka mengepak-ngepakkan sayap sambil berdoa di Baitullah:“Ya Allah, ampunilah anak cucu Adam kerana kami kagum bagaimana mereka dapat menyembah dan taat kepada Allah, padahal mereka dikelilingi beberapa kesenangan dan kelazatan.”Al-Kalabi berkata, “Seterusnya malaikat pun sentiasa memohon ampun kepada anak cucu Adam. Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah, “Dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohon ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.”Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas, bahawa Allah berfirman kepada malaikat, “Pilihlah tiga yang termulia antara kamu!”Malaikat memilih Azar, Azrayil dan Azwaya. Ketiga-tiga malaikat itu diturunkan ke bumi dalam bentuk dan rupa anak Adam. Ketika Azar mengetahui semuanya dan mengerti terhadap fitnah yang ada, maka dia mengambil kesimpulan bahawa dirinya tidak mampu melaksanakannya. Akhirnya, Azar memohon ampun kepada Allah serta memohon maaf dan Allah mengampunkannya.Rabi’ Anas berkata, ketika Harut dan Marut sedar daripada mabuk, mereka akhirnya menyedari kesalahan yang sudah dilakukan ketika mabuk. Mereka menyesal.Mereka ingin naik kembali ke langit, tetapi mereka sama sekali tidak mampu melakukannya, malah tidak mendapat keizinan. Mereka menangis dan meratapi nasib mereka.Kedua-dua malaikat itu lalu mendatangi Nabi Idris sambil berkata, “Aku mohon supaya engkau mendoakan aku kepada Allah kerana sesungguhnya di langit aku sudah mendengar bahawa engkau disebut-sebut sebagai orang yang soleh.”Nabi Idris mendoakan kedua-dua malaikat itu dan doanya dikabulkan hingga akhirnya mereka diperintahkan memilih antara azab di dunia atau akhirat.Diceritakan pula ketika malaikat berkata kepada Allah, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerosakan padanya dan menumpahkan darah,” maka mereka pun mengelilingi ‘Arsy’ selama empat ribu tahun. Mereka memohon ampun kepada Allah kerana menentang-Nya.- Dipetik daripada buku Aneh, Lucu dan Ajaaib terbitan Pustaka Ilmi.

Rabu, 08 September 2010

Keamanan PAngan

KEAMANAN PANGAN
1. PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA HACCP BAGI INDUSTRI PANGAN (67 halaman)
Ebook ini menguraikan langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP (Hazard Analitycal Critical Control Point dalam Industri Pangan). Uraian dalam ebook ini meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Ebook juga dilengkapi dengan formulir-formulir yang diperlukan dalam penerapan HACCP. Tebal eBook 67 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
2. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SARI BUAH (41 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Sari Buah, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Sari Buah yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Sari Buah; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Sari Buah; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Sari Buah; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Sari Buah. Tebal eBook 41 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
3. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SAUS CABE (43 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Saus Cabe, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Saus Cabe yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Saus Cabe; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Saus Cabe; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Saus Cabe; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Saus Cabe. Tebal eBook 43 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
4. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SIRUP DIET (38 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Sirup Diet, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Sirup Diet yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Sirup Diet; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Sirup Diet; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Sirup Diet; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Sirup Diet. Tebal eBook 38 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
5. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SOSIS SAPI (32 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Sosis Sapi, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Sosis Sapi yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Sosis Sapi; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Sosis Sapi; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Sosis Sapi; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Sosis Sapi. Tebal eBook 32 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
6. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI CASSAVA CRACKERS (ENYEK-ENYEK) (44 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Cassava Crackers, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Cassava Crackers yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Cassava Crackers; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Cassava Crackers; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Cassava Crackers; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Cassava Crackers. Tebal eBook 44 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
7. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI CHICKEN NUGGET (27 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Chicken Nugget, dimulai dengan Penyusunan Tin HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Chicken Nugget yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Chicken Nugget; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Chicken Nugget; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Chicken Nugget; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Chicken Nugget. Tebal eBook 27 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
8. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI ES KRIM (34 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Es Krim, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Es Krim yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Es Krim; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Es Krim; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Es Krim; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Es Krim. Tebal eBook 34 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
9. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI KECAP (45 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Kecap, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Kecap yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Kecap; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Kecap; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Kecap; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Kecap. Tebal eBook 45 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi
10. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI NATA DE COCO (24 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Nata de Coco, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Nata de Coco yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Nata de Coco; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Nata de Coco; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Nata de Coco; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Nata de Coco. Tebal eBook 24 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
11. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI ORANGE JUICE (30 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Orange Juice, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Orange Juice yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Orange Juice; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Orange Juice; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Orange Juice; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Orange Juice. Tebal eBook 30 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
12. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SAUS TOMAT (42 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Saus Cebe, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Saus Tomat yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Saus Tomat; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Saus Tomat; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Saus Tomat; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Saus Tomat. Tebal eBook 42 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
13. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SUSU UHT (39 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Susu UHT, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Susu UHT yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Susu UHT; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Susu UHT; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Susu UHT; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Susu UHT. Tebal eBook 39 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
14. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI UDANG BEKU (36 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Udang Beku, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Udang Beku yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Udang Beku; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Udang Beku; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Udang Beku; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Udang Beku. Tebal eBook 36 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
15. HACCP DAN PENERAPANNYA PADA PRODUK BAKERI

Ebook ini menjelaskan penerapan 12 Langkah Penerapan HACCP pada industri bakery, disertai contoh kasus dalam roti manis isi vla. Dalam contoh kasus penerapan di industri bakeri tersebut dilengkapi diagram alir pembuatan bakery, deskripsi produk, tabel-tabel analisis bahaya, tabel penentuan CCP dan Tabel HACCP Plan (7 prinsip HACCP pada industri bakeri). Jumlah halaman 15, diketik 1 spasi dalam file pdf tanpa proteksi.


Keamanan PAngan

KEAMANAN PANGAN
1. PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA HACCP BAGI INDUSTRI PANGAN (67 halaman)
Ebook ini menguraikan langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP (Hazard Analitycal Critical Control Point dalam Industri Pangan). Uraian dalam ebook ini meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Ebook juga dilengkapi dengan formulir-formulir yang diperlukan dalam penerapan HACCP. Tebal eBook 67 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
2. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SARI BUAH (41 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Sari Buah, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Sari Buah yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Sari Buah; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Sari Buah; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Sari Buah; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Sari Buah. Tebal eBook 41 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
3. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SAUS CABE (43 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Saus Cabe, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Saus Cabe yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Saus Cabe; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Saus Cabe; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Saus Cabe; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Saus Cabe. Tebal eBook 43 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
4. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SIRUP DIET (38 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Sirup Diet, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Sirup Diet yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Sirup Diet; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Sirup Diet; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Sirup Diet; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Sirup Diet. Tebal eBook 38 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
5. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SOSIS SAPI (32 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Sosis Sapi, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Sosis Sapi yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Sosis Sapi; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Sosis Sapi; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Sosis Sapi; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Sosis Sapi. Tebal eBook 32 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
6. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI CASSAVA CRACKERS (ENYEK-ENYEK) (44 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Cassava Crackers, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Cassava Crackers yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Cassava Crackers; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Cassava Crackers; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Cassava Crackers; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Cassava Crackers. Tebal eBook 44 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
7. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI CHICKEN NUGGET (27 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Chicken Nugget, dimulai dengan Penyusunan Tin HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Chicken Nugget yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Chicken Nugget; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Chicken Nugget; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Chicken Nugget; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Chicken Nugget. Tebal eBook 27 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
8. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI ES KRIM (34 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Es Krim, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Es Krim yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Es Krim; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Es Krim; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Es Krim; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Es Krim. Tebal eBook 34 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
9. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI KECAP (45 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Kecap, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Kecap yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Kecap; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Kecap; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Kecap; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Kecap. Tebal eBook 45 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi
10. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI NATA DE COCO (24 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Nata de Coco, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Nata de Coco yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Nata de Coco; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Nata de Coco; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Nata de Coco; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Nata de Coco. Tebal eBook 24 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
11. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI ORANGE JUICE (30 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Orange Juice, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Orange Juice yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Orange Juice; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Orange Juice; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Orange Juice; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Orange Juice. Tebal eBook 30 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
12. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SAUS TOMAT (42 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Saus Cebe, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Saus Tomat yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Saus Tomat; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Saus Tomat; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Saus Tomat; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Saus Tomat. Tebal eBook 42 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
13. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI SUSU UHT (39 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Susu UHT, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Susu UHT yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Susu UHT; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Susu UHT; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Susu UHT; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Susu UHT. Tebal eBook 39 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
14. MODEL RENCANA HACCP INDUSTRI UDANG BEKU (36 halaman)
Ebook ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama menguraikan teori langkah demi langkah bagaimana menerapkan sistem HACCP meliputi : Peranan HACCP dalam keamanan pangan; Sejarah HACCP; Konsep HACCP Menurut CODEX; 12 Tahap Penyusunan dan Penerapan HACCP (diuraikan detail tahap demi tahap disertai beberapa contoh). Sedangkan bagian 2 Menguraikan bagaimana sistem HACCP tersebut diterapkan untuk industri Udang Beku, dimulai dengan Penyusunan Tim HACCP disertai perincian tanggung jawab dan tugasnya; Mendeskripsikan Produk Udang Beku yang akan diproduksi; Mengidentifikasi Tujuan Pemasaran atau Pengguna Produk Udang Beku; Penyusunan Diagram Alir Proses Pengolahan Udang Beku; Memverifikasi Diagram Alir di Tempat; Melakukan Analisis Bahaya yang mungkin Timbul dalam Produksi Udang Beku; Menetapkan CCP; Menetapkan Batas Kritis untuk Tiap CCP; Menetapkan Prosedur Pemantauan terhadap CCP; Menetapkan Tindakan Koreksi; Menetapkan Metode Verifikasi; dan Melakukan Metode Dokumentasi dan Pencatatan yang Baik. Ebook ini dilengkapi dengan Tabel Analisis Bahaya dan Tabel HACCP Plan untuk industri Udang Beku. Tebal eBook 36 halaman, 1.5 spasi, format pdf tidak diproteksi.
15. HACCP DAN PENERAPANNYA PADA PRODUK BAKERI

Ebook ini menjelaskan penerapan 12 Langkah Penerapan HACCP pada industri bakery, disertai contoh kasus dalam roti manis isi vla. Dalam contoh kasus penerapan di industri bakeri tersebut dilengkapi diagram alir pembuatan bakery, deskripsi produk, tabel-tabel analisis bahaya, tabel penentuan CCP dan Tabel HACCP Plan (7 prinsip HACCP pada industri bakeri). Jumlah halaman 15, diketik 1 spasi dalam file pdf tanpa proteksi.