Indonesia

Indonesia
Cintailah Tanah Air Kita

Rabu, 30 Maret 2011

ciri-ciri wanita ahli surga

Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya Ahad,

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?" (QS. Muhammad : 15)

"Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan." (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur'an yang mulia, diantaranya :

"Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik." (QS. Al Waqiah : 22-23)

"Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin." (QS. Ar Rahman : 56)

"Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (QS. Ar Rahman : 58)

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya." (QS. Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :

" ... seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya." (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : "Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan." Dan mereka juga mendendangkan : "Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi." (Shahih Al Jami' nomor 1557)

Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Gemar membaca Al Qur'an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

7. Menghidupkan amar ma'ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.

12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).

13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

14. Berbakti kepada kedua orang tua.

15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu' Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

" ... dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar." (QS. An Nisa' : 13).

Wallahu A'lam Bis Shawab.

--------

Nama Pengirim

: Abdul Haq abu muhammad

Email

: info_ibnu@yahoo.co.id


Jumat, 07 Januari 2011

PEMBENIHAN TIRAM MUTIARA

Pemilihan Induk dan Penanganan Pembenihan.
1. Pemilihan Induk.
Induk yang digunakan dipilih yang sudah matang kelamin dengan panjang induk diatas 20 cm. Induk diambil langsung dari laut atau yang sudah dipelihara dalam rakit.
2. Penanganan Pembenihan
Induk yang telah terkumpul kemudian dipelihara dalam bak khusus pada kondisi suhu antara 27-280 C. Kemudian induk diberi pakan campuran alga dan tepung jagung dengan dosis masing-masing 4 ltr/ekor//hari dan 30 mg/ekor/hari. Pakan diberikan sehari dua kali yaitu pagi dan sore.
Proses Pemijahan.
1. Benih Alam
Benih alam diperolh dengan cara mengambil langsung tiram mutiara dilautan sehingga proses pemijahannya juga terjadi secara alami di lautan. Penangkapan benih alam biasanya dilakukan pada bulan November sampai bulan April selama enam bulan berturut-turut. Pada bulan tersebut bertepatan dengan musim barat dan musim hujan yang disertai dengan kondisi galombang yang cukup besar. Berdasarkan pengalamn para penyelam yang mencari benih mutiara , justru pada kondisi gelombang besar inilah akan membuat dasar perairan menjaddi lebih jernih.
Hasil penangkapan dari para penyelam buiasanya di tampung dalam kerangjang kemudian diangkut dengan kapal atau perahu ke tepian pantai untuk diseleksi berdasarkan ukuran. Ada 4 jenis benih berdasarkan ukuran yaitu:
a. Large yaitu benih yang berukuran lebih dari 15 cm.
b. Mature yaitu benih yang berukuran antara 13-15 cm.
c. Medium yaitu benih yang berukuran antara 10-13 cm.
d. Chiken yaitu benih yang berukuran kurang dari 10 cm.
Karena ukuran benih yang biasa dipakai adalah benih yang berukuran diatas 15 cm, maka benih hasil tangkapan yang berukuran di kurang dari 15 cm dipelihara dengan metode rakit atau palang cagak silang rakit sampai mencapai ukuran diatas 15 cm.

2. Benih Hatchery
Dalam mendapatkan benih dalam, hatchery melakukan pemijahan terhadap induk-induk yang dipilih yaitu yang berukuran diatas 20 cm dan sudah matang kelamin. Adapun pemijahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pendekatan lingkungan dan secara kimiawi.
a. Pemijahan dengan Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan yang serting dilakukan adalah dengan thermal stimulation atau mengadakan perubahan suhu secara bertahap dari 280 C sampai 350 C, hingga tiram memijah. Dapat juga dilakukan dengan mengalirkan air kedalam bak pemeliharaan induk secara terus menerus.
b. Pemijahan secara kimiawi
Beberapa ahli telah mencoba merangsang pemijhan dengann bahan kimia yakni dengan menyuntikan ammonium hidroksida 0,2 ml kedalam ott adductor tiram mutiara. Tetapi juga dapat dilakukan dengan cara mencampurkan hydrogen peroksida antara 3-6 ppm dengan air laut ber pH 9,1. Atau dapat juga dengan menggunakan sodium hidroksida (NaOH) yang dicampurkan dengan air laut ber pH 8,5; 9; 9.5 dan 10 (Alagarswami, et al. 1983)
Pembuahan (fertilisasi ) terjadi secara eksternal di dalam media air setelah di dahului dengan pengeluaran sperma dari tiram jantan kemudian di ikuti dengan pengeluaran telur 45 menit kemudian.
Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan dengan cara mengatur temperature air. Berikut table perkembangan telur menjadi larva dengan pengaturan suhu.
Waktu Setelah Pembuahan
Temperatur Air (0C)
Perkembangan
15 menit
25 menit
40 menit
45 menit
1 jam
1,5 jam - 3 jam
3 jam – 3,5 jam
3,5 jam – 4 jam
5,5 jam
7,5 jam
18,5 jam – 19 jam
28 jam
30 jam – 32 jam
7 hari
9 hari
2-3 minggu
28
28
29
30
30
28-30
27-30
27-31
28-30
28-30
26-30
25-30
25-30
25-32
24-32
Tidak ada data
Penonjolan polar body I
Penonjolan polar body II
Penonjolan polar lobe I
Permulaan cleavage I
Stage 2 sel
Stage 4 sel
Stage 8 sel
Stage morula
Blastula, mulai mengadakan rotasi
Permulaan gastrulasi
Perkembangan flagella apical.
Kulit tiram hamper menutupi tubuh, larva vellger berbentuk D
L77u, Hg55u, H62u.Gigi-gigi engsel rudimenter mulai tumbuh: L84u, Hg55u, H68u.
Flagella apical kurang nyata
Umbo mulai tumbuh; ukuran L90u, Hg55u, H75u.
Umbo menonjol sedikit melebihi panjang garis Engsel; L95u, Hg55u, H75u.
Siap untuk melekat;spat berukuran 0,5 mm.
Keterangan: L= Panjang cangkang Hg= Panjang garis engsel
H= Tinggi cangakng u= micron
Pemeliharaan Larva
1. Penyediaan Pakan
Makanan utama larva tiram mutiara adalah jenis alga. Oleh karena itu tiga hari sebelum telur tiram menetas, pakan perlu dipersiapkan untuk makanan awal larva. Biasanya jenis alga yang digunakan adalah Isochrysis galbana, Monochrysis lutheri.
Cara pembiakan jenis alga ini adalah dengan mencampur 60 liter air dengan bahan-bahan berikut:
- Potassium nitrat 0,8 gram
- Potassium dihirogen orthofosfat 0,4 gram
- Sodium silikat 0,4 gram
- Sodium EDTA 0,4 gram
Bahan-bahantersebut dicampur sacara merata kemudian ditambahkan bibit alga secukupnya dan di biarkan selama 5 hari dengan pemberian aerasi yang cukup. Setelah 5-6 hari biasanya pertumbuhan alga sudah mencapai puncak dan adapat segera di panen.
Selain alga diatas juga di berikan Chaetoceros sp. Chaetoceros sp di berikan pada waktu pendederan.
2. Pemeliharaan Larva
Larva tiram menyukai tempat yang gelap atau remang-remang dari pada yang terang. Untuk itu tempat pemeliharaan larva di usahakan di tutup dengan plastik gelap. Sedangkan kepadatan larva yang baik adalah kurang lenbih 200 ekor larva/liter. Kepadatan yang tinggi akan menimbulkan pertumbuhan tidak normal bahkan dapat menyebabkan kematian.
Setelah mencapai ukuran benih (spat) yaitu 0,5mm, maka larva perlu di pindahkan ke bak pendederan dengan padat penebaran 100 – 150 ekor/liter. Pada pendederan pakan yang diberikan adalah Chaetoceros sp.
Pada umur 60 hari spat sudah berukuran 3 mm dan siap untuk dipelihara pada tempat pembesaran. Pada tempat pembesaran ini sirkulasi air harus tetap di perthankan. Hal ini akan membantu untuk menghilangkan kotoran yang menempel baik sisa pakan maupun kotoran lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan spat.
Selanjutnya untuk mencapai ukuran benih yang siap operasi spat perlu di pelihara pada rakit terapung hingga berumur 2 tahun. Spat yang akan di pelihara dalam rakit terapung harus sudah mencapai ukuran klebih dari 20 mm agar kuat terhadap gerakan gelombang ataupun arus laut.
Cara pembesaran spat dapat dilakukan dengan dua metode yaitu dengan rakit atau dengan metode palang cagak silang. Kedua metode tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengantungkan spat yang ditampung dalam keranjang pemeliharaan. Hanya penerapannya di sesuaikan dengan kedalaman perairan. Untuk perairan yang dangkal metode palang cagak silang adalah yang paling tepat, efisien serta praktis. Sedangkan pada perairan yang dalam metode tersebut kurang praktis sehingga harus menggunkan metode rakit.
Adapun cara pemeliharaan spat yaitu dengan mengantuung keranjang yang berisi spat pada rakit dengan kedalaman 5 m dan pada metode palang cagak silang pada kedalaman 4 m. Tiram mutiara yang dipelihara setiap 3-4 bulan sekali di bersihkan dari dari segala bentuk kotoran yang menempel agar penyerapam makanan lebih baik. Selain itu rakit dan keranjang harus di pantau jangan sampai ada yang rusak atau rapuh.

Pemanenan
Pemanenan tiram untuk budidaya selanjutnya yaitu setelah tiram di pelihara selama 2 tahun. Cara pemanenan yaitu dengan mengankat keranjang yang tergantung pada rakit.