Indonesia

Indonesia
Cintailah Tanah Air Kita

Jumat, 07 Januari 2011

PEMBENIHAN TIRAM MUTIARA

Pemilihan Induk dan Penanganan Pembenihan.
1. Pemilihan Induk.
Induk yang digunakan dipilih yang sudah matang kelamin dengan panjang induk diatas 20 cm. Induk diambil langsung dari laut atau yang sudah dipelihara dalam rakit.
2. Penanganan Pembenihan
Induk yang telah terkumpul kemudian dipelihara dalam bak khusus pada kondisi suhu antara 27-280 C. Kemudian induk diberi pakan campuran alga dan tepung jagung dengan dosis masing-masing 4 ltr/ekor//hari dan 30 mg/ekor/hari. Pakan diberikan sehari dua kali yaitu pagi dan sore.
Proses Pemijahan.
1. Benih Alam
Benih alam diperolh dengan cara mengambil langsung tiram mutiara dilautan sehingga proses pemijahannya juga terjadi secara alami di lautan. Penangkapan benih alam biasanya dilakukan pada bulan November sampai bulan April selama enam bulan berturut-turut. Pada bulan tersebut bertepatan dengan musim barat dan musim hujan yang disertai dengan kondisi galombang yang cukup besar. Berdasarkan pengalamn para penyelam yang mencari benih mutiara , justru pada kondisi gelombang besar inilah akan membuat dasar perairan menjaddi lebih jernih.
Hasil penangkapan dari para penyelam buiasanya di tampung dalam kerangjang kemudian diangkut dengan kapal atau perahu ke tepian pantai untuk diseleksi berdasarkan ukuran. Ada 4 jenis benih berdasarkan ukuran yaitu:
a. Large yaitu benih yang berukuran lebih dari 15 cm.
b. Mature yaitu benih yang berukuran antara 13-15 cm.
c. Medium yaitu benih yang berukuran antara 10-13 cm.
d. Chiken yaitu benih yang berukuran kurang dari 10 cm.
Karena ukuran benih yang biasa dipakai adalah benih yang berukuran diatas 15 cm, maka benih hasil tangkapan yang berukuran di kurang dari 15 cm dipelihara dengan metode rakit atau palang cagak silang rakit sampai mencapai ukuran diatas 15 cm.

2. Benih Hatchery
Dalam mendapatkan benih dalam, hatchery melakukan pemijahan terhadap induk-induk yang dipilih yaitu yang berukuran diatas 20 cm dan sudah matang kelamin. Adapun pemijahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pendekatan lingkungan dan secara kimiawi.
a. Pemijahan dengan Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan yang serting dilakukan adalah dengan thermal stimulation atau mengadakan perubahan suhu secara bertahap dari 280 C sampai 350 C, hingga tiram memijah. Dapat juga dilakukan dengan mengalirkan air kedalam bak pemeliharaan induk secara terus menerus.
b. Pemijahan secara kimiawi
Beberapa ahli telah mencoba merangsang pemijhan dengann bahan kimia yakni dengan menyuntikan ammonium hidroksida 0,2 ml kedalam ott adductor tiram mutiara. Tetapi juga dapat dilakukan dengan cara mencampurkan hydrogen peroksida antara 3-6 ppm dengan air laut ber pH 9,1. Atau dapat juga dengan menggunakan sodium hidroksida (NaOH) yang dicampurkan dengan air laut ber pH 8,5; 9; 9.5 dan 10 (Alagarswami, et al. 1983)
Pembuahan (fertilisasi ) terjadi secara eksternal di dalam media air setelah di dahului dengan pengeluaran sperma dari tiram jantan kemudian di ikuti dengan pengeluaran telur 45 menit kemudian.
Penetasan Telur
Penetasan telur dilakukan dengan cara mengatur temperature air. Berikut table perkembangan telur menjadi larva dengan pengaturan suhu.
Waktu Setelah Pembuahan
Temperatur Air (0C)
Perkembangan
15 menit
25 menit
40 menit
45 menit
1 jam
1,5 jam - 3 jam
3 jam – 3,5 jam
3,5 jam – 4 jam
5,5 jam
7,5 jam
18,5 jam – 19 jam
28 jam
30 jam – 32 jam
7 hari
9 hari
2-3 minggu
28
28
29
30
30
28-30
27-30
27-31
28-30
28-30
26-30
25-30
25-30
25-32
24-32
Tidak ada data
Penonjolan polar body I
Penonjolan polar body II
Penonjolan polar lobe I
Permulaan cleavage I
Stage 2 sel
Stage 4 sel
Stage 8 sel
Stage morula
Blastula, mulai mengadakan rotasi
Permulaan gastrulasi
Perkembangan flagella apical.
Kulit tiram hamper menutupi tubuh, larva vellger berbentuk D
L77u, Hg55u, H62u.Gigi-gigi engsel rudimenter mulai tumbuh: L84u, Hg55u, H68u.
Flagella apical kurang nyata
Umbo mulai tumbuh; ukuran L90u, Hg55u, H75u.
Umbo menonjol sedikit melebihi panjang garis Engsel; L95u, Hg55u, H75u.
Siap untuk melekat;spat berukuran 0,5 mm.
Keterangan: L= Panjang cangkang Hg= Panjang garis engsel
H= Tinggi cangakng u= micron
Pemeliharaan Larva
1. Penyediaan Pakan
Makanan utama larva tiram mutiara adalah jenis alga. Oleh karena itu tiga hari sebelum telur tiram menetas, pakan perlu dipersiapkan untuk makanan awal larva. Biasanya jenis alga yang digunakan adalah Isochrysis galbana, Monochrysis lutheri.
Cara pembiakan jenis alga ini adalah dengan mencampur 60 liter air dengan bahan-bahan berikut:
- Potassium nitrat 0,8 gram
- Potassium dihirogen orthofosfat 0,4 gram
- Sodium silikat 0,4 gram
- Sodium EDTA 0,4 gram
Bahan-bahantersebut dicampur sacara merata kemudian ditambahkan bibit alga secukupnya dan di biarkan selama 5 hari dengan pemberian aerasi yang cukup. Setelah 5-6 hari biasanya pertumbuhan alga sudah mencapai puncak dan adapat segera di panen.
Selain alga diatas juga di berikan Chaetoceros sp. Chaetoceros sp di berikan pada waktu pendederan.
2. Pemeliharaan Larva
Larva tiram menyukai tempat yang gelap atau remang-remang dari pada yang terang. Untuk itu tempat pemeliharaan larva di usahakan di tutup dengan plastik gelap. Sedangkan kepadatan larva yang baik adalah kurang lenbih 200 ekor larva/liter. Kepadatan yang tinggi akan menimbulkan pertumbuhan tidak normal bahkan dapat menyebabkan kematian.
Setelah mencapai ukuran benih (spat) yaitu 0,5mm, maka larva perlu di pindahkan ke bak pendederan dengan padat penebaran 100 – 150 ekor/liter. Pada pendederan pakan yang diberikan adalah Chaetoceros sp.
Pada umur 60 hari spat sudah berukuran 3 mm dan siap untuk dipelihara pada tempat pembesaran. Pada tempat pembesaran ini sirkulasi air harus tetap di perthankan. Hal ini akan membantu untuk menghilangkan kotoran yang menempel baik sisa pakan maupun kotoran lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan spat.
Selanjutnya untuk mencapai ukuran benih yang siap operasi spat perlu di pelihara pada rakit terapung hingga berumur 2 tahun. Spat yang akan di pelihara dalam rakit terapung harus sudah mencapai ukuran klebih dari 20 mm agar kuat terhadap gerakan gelombang ataupun arus laut.
Cara pembesaran spat dapat dilakukan dengan dua metode yaitu dengan rakit atau dengan metode palang cagak silang. Kedua metode tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengantungkan spat yang ditampung dalam keranjang pemeliharaan. Hanya penerapannya di sesuaikan dengan kedalaman perairan. Untuk perairan yang dangkal metode palang cagak silang adalah yang paling tepat, efisien serta praktis. Sedangkan pada perairan yang dalam metode tersebut kurang praktis sehingga harus menggunkan metode rakit.
Adapun cara pemeliharaan spat yaitu dengan mengantuung keranjang yang berisi spat pada rakit dengan kedalaman 5 m dan pada metode palang cagak silang pada kedalaman 4 m. Tiram mutiara yang dipelihara setiap 3-4 bulan sekali di bersihkan dari dari segala bentuk kotoran yang menempel agar penyerapam makanan lebih baik. Selain itu rakit dan keranjang harus di pantau jangan sampai ada yang rusak atau rapuh.

Pemanenan
Pemanenan tiram untuk budidaya selanjutnya yaitu setelah tiram di pelihara selama 2 tahun. Cara pemanenan yaitu dengan mengankat keranjang yang tergantung pada rakit.